Kemajuan Peradaban dan Kebudayaan Islam Masa Daulah Abbasiyah
![]() |
| Kemajuan Peradaban dan Kebudayaan Islam Masa Daulah Abbasiyah |
"Pemerintahan Daulah Abbasiyah yang berlangsung selama lebih kurang lima abad merupakan masa perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam mencapai keemasannya mengalami kemajuan di segala bidang."
GURUSEJARAH.WEB.ID - Kemajuan dunia Islam mengalami perkembangan yang signifikan pada masa Daulah Abbasiyah. Mulai dari penerjamahan buku-buku asing (karya Yunani) ke dalam bahasa Arab, pendirian pusat penelitian dan perpustakaan, hingga perkembangan mazhab-mazhab ilmu pengetahuan sebagai hasil dari kebebasan berpikir.
Masa ini dikenal dengan masa keemasan peradaban dan kebudayaan Islam, ditandai dengan kemajuan pesat di berbagai bidang. Seperti bidang ilmu pengetahuan, seni budaya, sastra, administrasi, politik, dan militer.
Bidang Ilmu Pengetahuan
Perkembangan bidang ilmu pengetahuan mulai mendapat perhatian pada masa pemerintahan khalifah Abu Jakfar Al Mansyur, yakni khalifah kedua daulah Abbasiyah yang memerintah dari tahun 754-775 Masehi.
Dengan semangat dan cintanya akan ilmu pengetahun hingga-hingga beliau rela menghabiskan harta dan masa kekuasaannya hanya demi memajukan ilmu pengetahuan.
Mengutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam untuk siswa MTs Kelas VIII, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat pada masa Daulah Abbasiyah, yaitu ;
- Terjadinya asimilasi budaya, bahasa, pengetahuan antara bangsa Arab dengan bangsa lainnya.
- Gerakan penerjemahan berbagai ilmu pengetahuan dari bahasa asalnya ke bahasa Arab. Gerakan penerjemahan ini berlangsung sejak Khalifah Abu Ja’far Al-Mansyur hingga Khalifah Harun Ar-Rasyid. Buku-buku klasik Romawi dan Yunani yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu filsafat, astronomi, farmasi, dan seni budaya dialihbahasakan dalam bahasa Arab.
- Pendirian pusat studi dan kajian yang diberi nama Baitul Hikmah. Tempat ini bukan saja hanya menjadi pusat studi orang-orang di wilayah Baghdad, tapi hampir dari seluruh penjuru dunia.
- Pembentukan Majelis Munadzarah pada masa Khalifah Abdullah Al-Makmun menjadi pusat kajian yang mengupas segala persoalan hukum keagamaan
Bidang Seni dan Budaya
Bidang seni budaya juga mencapai masa kejayaan pada masa daulah Abbasiyah. Perkembangan peradaban yang dapat diidentifikasi dalam bidang seni budaya dan sastra terlihat seperti seni arsitektur, seni tata kota, maupun seni sastra.
Seni arsitektur yang menonjol dapat dilihat pada istana dan masjid. Contohnya adalah Masjid Agung Samarra dan Istana Ibnu Thulun.
Demikian halnya dengan seni tata kota, penataan bangunan kota pada masa daulah Abbasiyah memiliki pola tersendiri. Misalnya kota Baghdad yang dibangun dengan berbentuk bundar sehingga terkenal dengan sebutan kota bundar (Al-Mudawwarah).
Di samping itu kota Samara juga ikut dibangun pada masa pemerintahan khalifah Al-Mu'tashim Billah setelah lima tahun kota Baghdad mengalami kemajuan. Pembangunan yang terdiri dari istana yang megah, masjid raya, taman kota, alun-alun, serta pusat perbelanjaan untuk menyediakan segala bentuk kebutuhan masyarakat yang diperlukan.
Kemudian dua kota suci yaitu kota Mekah dan Madinah juga tidak terlepas dari sentuhan para arsitektur masa daulah Abbasiyah. Sudah menjadi tradisi, setiap penguasa muslim pada masanya masing-masing turut ambil bagian dalam pembangunan dan renovasi kedua kota suci umat muslim tersebut.
Bidang Seni Sastra
Lahirnya beberapa penyair dan sastrawan terkenal pada masa Daulah Abbasiyah seperti Abu Athiyah, Abu Nawas, Abu Tamam, dalan lain-lain menandakan bahwa seni sastra turut ambil bagian dalam memajukan pemerintahan masa Daulah Abbasiyah.
Sastra Arab masa daulah abbasiyah berkembang sangat pesat hingga di juluki dengan The Golden Age (Masa keemasan sastra arab). Hal ini berdampak positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, sebagai bukti berdirinya Bait Al Hikmah merupakan sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan perpustakaan.
Bidang Administrasi
Beberapa susunan administrasi pemerintahan masa daulah Abbasiyah yang ikut memperkaya koleksi kemajuannya diantaranya memiliki susunan mulai dari pengangkatan perdana menteri (wazir), sekretaris negara (ra'isul kitabah), kepala daerah hingga pembentukan mahkamah agung yang menangani bidang hukum.
Perdana menteri yang membawahi beberapa departemen seperti departeman luar negeri, pengawasan urusan negara, pertahanan dan keamanan, tenaga kerja dan pekerjaan umum, serta pos dan telekomunikasi, bertugas membantu khalifah dalam menjalankan roda pemerintahan.
Ra’isul Kitabah (Sekretaris Negara) yang memimpin Diwanul Kitabah (Sekretariat Negara). Dalam menjalankan tugasnya Ra’isul Kitabah dibantu oleh lima orang Katib (Sekretaris), yaitu sekretaris bidang persuratan, sekretaris bidang perpajakan dan kas negara, sekretaris bidang kemiliteran, pertahanan dan kemanan, sekretaris bidang hukum dan perundang-undangan, dan sekretaris bidang kepolisian dan keamanan sipil.
kepala daerah untuk menjaga daerah wilayah kekuasaan Daulah Abbasiyah yang dipimpin oleh gubernur (Amir). Untuk memudahkan kordinasi pemerintah pusat dan daerah, di bawah gubernur dibentuk pemerintah desa (Qaryah) yang dipimpin oleh Syaikhul Qaryah (Kepala Desa).
Mahkamah Agung, yang menangani beberapa bidang hukum, seperti hakim perkara agama (Qadi), hakim perkara umum baik pidana maupun perdata (Al Muhtahsib), dan hakim pengadilan tingkat banding (Sahibul Mazalim).
Bidang Politik
Dalam bidang politik Daulah Abbasiyah menjalan hubungan persahabatan yang baik dengan negara-negara lain, seperti kerjasama politik dengan Raja Frank di sebagian wilayah Andalusia (Spanyol) dengan tujuan adalah untuk mengantisipasi meluasnya pengaruh Daulah Umayyah serta hubungan dengan Afrika Barat yang bertujuan untuk menambah kekuatan dan kekuasaan Abbasiyah di Baghdad, Irak.
Bidang Militer
Perkembangan bidang militer masa Daulah Abbasiyah terbagi ke dalam empat periode, diantaranya:
- Periode pertama (750-847 M), merupakan usaha para khalifah dalam memberikan landasan pemerintahan yang tangguh dan militer yang kuat.
- Periode kedua (847-946 M), periode kebijakan politik dan militer Daulah Abbasiyah banyak dipengaruhi oleh orang-orang Turki mengakibatkan banyak orang Turki yang menduduki posisi penting dalam jabatan militer Daulah Abbasiyah, sehingga mereka mampu mengontrol kekuasaan bahkan banyak gubernur dan panglima tentara yang menyatakan diri sebagai khalifah yang menandakan ciri-ciri perpecahan mulai tampak.
- Periode ketiga (946-1094 M), munculnya kekuatan politik dari Bani Buwaihi yang beraliran Syiah. Mereka dapat mengontrol pemerintahan Daulah Abbasiyah, bahkan mampu menekan khalifah Abbasiyah saat itu khalifah Al-Mustakfi. Agar menjadikan Ahmad Buwaihi sebagai Amirul ‘Umara (Panglima Tentara). Sejak saat itu khalifah Daulah Abbasiyah tidak lagi memiliki kekuasaan penuh, karena roda pemerintahan dipengaruhi oleh dominasi Bani Buwaihi.
- Periode keempat (1094-1258 M), pemerintahan Daulah Abbasiyah di bawah kendali orang-orang Seljuk dari Turki. Mereka mampu menghilangkan dominasi Bani Buawaihi yang berkuasa lama dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah. Selama periode inilah, Bani Seljuk berhasil mengambil alih kekuasan dan jalanya roda pemerintahan dari tangan khalifah. Roda pemerintahan Daulah Abbasiyah tidak lagi berada di tangan khalifah yang sah, para khalifah Daulah Abbasiyah hanya diperkenankan mengurusi persoalan-persoalan agama.
Bidang Ekonomi
Perkembangan bidang ekonomi masa Daulah Abbasiyah terlihat dari berbagai sektor berikut ini:
- Sektor Perdagangan, pada masa pemerintahan khalifah Al- Mahdi (775-785 M), Daulah Abbasiyah sudah menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di luar negeri. Pelabuhan Basra di Irak menjadi pelabuhan penting yang dijadikan sebagai tempat transit antara Timur dan Barat sehingga banyak mendatangkan kekayaan bagi Abbasiyah. Di samping itu, ada juga pelabuhan Damaskus dan dermaga Kuffah.
- Sektor Perindustrian, dalam memajukan sektor perindustrian para khalifah menganjurkan masyarakatnya untuk berlomba-lomba dalam industri dan pengolahan. Banyak kota dibangun untuk pusat perindustrian. kota Basrah menjadi pusat industri gelas dan sabun, kota Kuffah merupakan pusat industri tekstil, industri pakaian dari sutra bersulam ditempatkan di kota Damaskus yang pusat kerajinan sutranya berada di Khazakstan, dan kota Syam menjadi pusat industri keramik dan gelas berukir.
- Sektor Pertanian, untuk memenuhi kebutuhan para petani dalam meningkatkan produktifitas serta kualitas hasil panennya, pembangunan kanal, bendungan, irigasi dan terusan mulai dilakukan. diperuntukan untuk memenuhi kebutuhan petani.
Daftar Bacaan:
- Nihayyat: Journal of Islamic Interdisciplinary Studies. Perkembangan Sastra Arab pada Masa Daulah Abbasiyah dan Impilkasinya terhadap Ilmu Pengetahuan. Vol. 1, No. 2 yang ditulis Khusnul Khatimah. (2022: 183-192)
- Subhan, Muh. 2020. Buku Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas VIII. Jakarta. Direktorat KSK Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI
- Tanjak: Jurnal Sejarah dan Peradaban Islam. Kebudayaan dan Kearifan Daulah Abbasiyah: Warisan Peradaban Islam. Vol. 4 No.3 yang ditulis Mauldia Aslamiyah, dkk. (2024: 307- 316).
.png)
Post a Comment for "Kemajuan Peradaban dan Kebudayaan Islam Masa Daulah Abbasiyah"