Yuk Cari Tahu Ini: Sejarah Hari Tarwiyah, Arafah dan Nahr Serta Amalan yang Dianjurkan Rasulullah SAW

sejarah hari tarwiyah arafah dan nahr, amalan 10 hari pertama dzulhijjah, niat puasa dzulhijjah tarwiyah arafah dan nahr
Sejarah Hari Tarwiyah, Arafah dan Nahr Serta Amalan yang Dianjurkan Rasulullah SAW

Guru Sejarah - Hari Tarwiyah, Arafah dan Nahar berturut-turut jatuh mulai tanggal 8, 9 dan 10 bulan Dzulhijjah. Hari ini tanggal 10 Juni 2025 Masehi atau bertepatan juga dengan tanggal 14 Dzulhijjah 1446 Hijriah (tahun Islam)

Meskipun telah lewat beberapa hari dari tanggal-tanggal tersebut, sebagai pengetahuan kita bersama tidak ada salahnya juga untuk sama-sama kita cari tahu tentang sejarahnya serta amalan yang dianjurkan Rasulullah pada hari-hari tersebut.

Mudah-mudahan dengan kita mengetahuinya insya Allah amal ibadah kita khususnya pada bulan Haji dapat lebih meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga kita juga termasuk bagian dari orang-orang beriman yang dicintai Allah SWT dan Rasul-Nya. Aamin...

Berbicara tentang bulan Dzulhijjah atau sering dikenal dengan bulan Haji karena di bulan ini seluruh umat muslim bagi yang mampu dapat melaksanakan ibadah haji ke Mekkah. 

Namun terdapat tiga hari berturut-turut menjelang 10 hari terakhir bulan Dzulhijjah yang dikenal dengan hari Tarwiyah, Arafah dan Nahar.

Mengapa ketiga hari tersebut dikenal dengan nama Tarwiyah, Arafah dan Nahar, bagaimana sejarahnya? Kemudian apa saja amalan pada hari-hari tersebut yang dianjurkan Rasulullah? Yuk kita cari tahu sama-sama.

Sejarah Hari Tarwiyah, Arafah dan Nahr

Dikisahkan dari salah seorang nabi Allah yaitu nabi Ibrahim 'alahissalam yang mempunyai sifat dermawan. Sehingga dalam kedermawanannya, beliau terbiasa menyembelih seribu ekor domba, tiga ratus lembu, dan seratus ekor unta di jalan Allah.

Hal itu membuat semua orang merasa takjub kepada sikap nabi Ibrahim tersebut. Melihat dan mendengar kekaguman tersebut sehingga belaiu pernah berucap: "Jika saja aku punya seorang anak dan Allah meminta agar aku mengorbankannya maka niscaya akan aku korbankan dia". Berhubung nabi Ibrahim 'alaihissalam juga belum memiliki kerturunan.

Atas izin Allah SWT doa-doa nabi Ibrahim yang selalu dipanjatkan Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang sholeh (Q.S. Ibrahim: 40), dikabulkan dengan dikarunia seorang putra yang diberi nama Ismail melalui isteri beliau Siti Hajar.

Bertepatan malam tanggal 8 Dzulhijjah, Allah SWT menguji keimanan nabi Ibrahim melalui sebuah mimpi berturut-turut selama tiga hari supaya memenuhi nadzarnya untuk menyembelih putra kesayangaan. Akan tetapi nabi Ibrahim merasa ragu terhadap kebenaran mimpi pertamanya itu, Ia tidak melaksanakan perintah itu pada siang harinya

Oleh karena itu, mengutip tulisan Dedeng Rosyidin "Qurban dalam Sejarah" hal: 8 mengatakan bahwa malam kedelapan dari bulan Dzulhijjah itu dinamai malam tarwiyah artinya, malam berpikir, siang harinya dinamai, hari tarwiyah.

Mimpi pada malam yang kesembilan nabi Ibrahim mulai mengerti bahwa mimpinya itu dari Allâh. Karena itu hari kesembilan dinamai, hari ‘Arafâh, hari mengetahui (mengenal). 

Selanjutnya setelah mimpi pada malam yang kesepuluh nabi Ibarahim mulai melaksanakan perintah Allah SWT itu untuk menyembelih anaknya. Karena itu, hari yang kesepuluh dinamai, hari nahar  artinya hari penyembelihan.

Pada hari kesepuluh sebelum nabi Ibrahim 'alaissalam melakukan penyembelihan terhadap anaknya, beliau bertanya kepada anaknya itu "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!"

Anaknya Ismail menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar" 

Kisah ini diabadikan Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Ash-Shaffat · Ayat 102

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ ۝١٠٢

Artinya:
"Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar."

Dari kisah di atas terdapat nilai-nilai keteladanan yang dapat kita petik yaitu nilai demokratis, adil, bijaksana dan selalu bermusyawarah yang dimiliki nabi Ibrahim 'alaissalam. Mudah-mudahan dapat menjadi pelajaran berharga buat kita semua dalam kehidupan sehari-hari.

Amalan yang Dianjurkan

Selain bulan Ramadhan yang paling mulia dalam Islam terdapat empat bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT yang sering diistilahkan dengan Asyhurul Hurum salah satunya adalah bulan Dzulhijjah.

Sebagaimana firman Allah SWT

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ۝٣٦

Artinya:
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa". (QS. At Taubah: 36).

Di samping melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu, banyak amalan yang dianjurkan pada bulan Dzulhijjah seperti disunnahkan berpuasa pada 10 hari pertama yang dilakukan sama dengan ibadah puasa pada umumnya, dengan sahur dan berbuka pada waktunya. 

Pada hari pertama hingga ketujuh disebut dengan puasa Dzulhijjah, pada hari ke delapan disebut dengan puasa Tarwiyah dan hari kesembilan disebut dengan puasa Arafah.

Dari Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِىِّ أَنَّهُ قَالَ: مَا الْعَمَلُ فِى أَيَّامِ الْعَشْرِ أَفْضَلَ مِنَ الْعَمَلِ فِى هَذِهِ قَالُوا وَلاَ الْجِهَادُ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَىْءٍ

Artinya:
"Dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada amal ibadah yang lebih utama selain yang dikerjakan pada sepuluh hari ini (maksudnya sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah)”. Para sahabat bertanya: “Apakah sekalipun jihad di jalan Allah?”. Rasulullah saw menjawab: “Sekalipun dari jihad. Kecuali seseorang yang keluar untuk berjihad dengan diri dan hartanya, lalu tidak ada sedikitpun yang pulang dari padanya” (HR. Bukhari).

Niat Puasa Dzulhijjah (1-7 Dzulhijjah)

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذُوالْحِجَّةٌ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Artinya: "Aku berniat puasa bulan Dzulhijjah, sunnah karena Allah Ta'ala."

Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Artinya: "Saya berniat melakukan puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta'ala."

Niat Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Artinya: "Aku berniat puasa 'Arafah, sunnah karena Allah Ta'ala."


Itulah sejarah hari Tarwiyah, Arafah, dan Nahr serta amalan yang disunnahkan dalam sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah.***

Post a Comment for "Yuk Cari Tahu Ini: Sejarah Hari Tarwiyah, Arafah dan Nahr Serta Amalan yang Dianjurkan Rasulullah SAW"