Jalur Rempah, Interkoneksi, dan Keberadaan Bangsa Asing di Nusantara

Jalur Rempah, Interkoneksi, dan Keberadaan Bangsa Asing di Nusantara
Jalur Rempah, Interkoneksi, dan Keberadaan Bangsa Asing di Nusantara

"Kedua jalan ini yaitu jalan darat dan jalan laut ternyata sudah pernah dilalui para pedagang dari belahan dunia sejak zaman purba kala. Jalan darat lebih dikenal dengan jalur sutra sedangkan jalan laut dikenal dengan jalur rempah." 


GURUSEJARAH.WEB.ID - Salam.. Selamat berjumpa kembali dalam pelajaran Sejarah. Materi sejarah sekarang kita akan sama-sama membahas tentang "Jalur Rempah, Interkoneksi, dan Keberadaan Bangsa Asing di Nusantara".

Pada materi ini kita coba membahas dua sub pokok bahasan yaitu jalur rempah dan keberadaan bangsa asing di nusantara yang keduanya saling berkaitan memiliki hubungan kausal sebab akibat.

Jalur Perdagangan Di Asia Tenggara Hingga Sekitar Abad Ke-15

Tahukan kalian bahwa hubungan perdagangan dan pelayaran antara Asia dan Eropa sebenarnya sudah terbentuk sejak zaman purbakala. Pada zaman kuno di Asia terdapat dua jalan perniagaan yaitu jalan darat dan jalan laut

1. Jalan Darat

Jalan darat ini lebih dikenal dengan jalan sutra yang sudah berlangsung sejak tahun 500 SM. Kenapa disebut jalan sutra karena barang-barang yang diperdagangkan pada masa itu umumnya adalah berupa kain sutra dari negeri Cina.

Jalan ini menghubungkan negeri Cina di sebelah timur ke Asia Tenggara hingga ke Laut Tengah dan Eropa. Jalan sutra ini pada zaman kuno sangat ramai dilalui oleh para pedagang baik dari Timur maupun dari Barat. Jalan ini juga berhubungan dengan jalan-jalan yang dilalui kafilah dari India.

Barang-barang yang diperdagangkan pada waktu itu antara lain kain sutra dan porselin dari Cina, gading dan barang-barang ukiran dari India, rempah-rempah dan beras dari nusantara (Indonesia), dan berbagai jenis barang mewah dari Eropa.

Dalam perkembangannya jalan darat ternyata semakin sepi dan tidak banyak digunakan lagi karena berbagai hambatan seperti alat transportasi yang hanya menggunakan unta dan gerobak yang ditarik oleh kuda, sapi atau kerbau, banyaknya gangguan keamanan di perjalanan berupa perampokan yang semakin merajalela, keuntungan yang kecil, kerusakan jalan akibat bencana alam, perperangan dan lain sebagainya. Kemudian jalan sutra ini tidak banyak digunakan lagi dan beralih ke jalan laut. 

2. Jalan Laut

Jalan laut ini dikenal sebagai jalur rempah-rempah. Jalur ini pun sebenarnya sudah dikenal sejak awal abad pertama Masehi. Jalur ini dimulai dari Cina ke nusantara (Indonesia) melalui selat Malaka terus menyusuri pantai ke India. Dari India perjalanan diteruskan ke Teluk Persia, melalui Suriah ke Laut Tengah.

Ada pula yang menuju Laut Merah, melalui Mesir dan akhirnya sampai juga ke Laut Tengah. Selanjutnya setelah melintas daerah Asia kecil perjalanan diteruskan ke Eropa.

Ramainya perdagangan melalui laut ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan orang-orang Eropa terhadap barang-barang mewah dari Timur seperti rempah-rempah, kain sutra, wangi-wangian, dan lain-lain.

Bahkan sejak awal Masehi keramaian rempah dan pelayaran di nusantara telah tercatat dalam berita dari dinasti-dinasti kekaisaran Tiongkok yang telah menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan yang ada di kepuluan nusantara. 

Secara umum rempah-rempah dapat didefinisikan sebagai bagian dari tanaman yang memiliki khas tersendiri baik dari aroma maupun kegunaannya yang dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan, bumbu masakan hingga pengawet makanan.
 
Beberapa contoh rempah nusantara yang bernilai tinggi sejak dulu seperti cengkeh, pala, bunga pala, kayu cendana, lada, gaharu, kapur barus (kamper) produk rempah lainnya. 

Keberadaan Bangsa Asing (Eropa) di Nusantara

Hingga abad ke-16 M rempah-rempah merupakan salah satu barang komoditi yang masih diperdagangkan oleh beberapa kerajaan di nusantara, namun belum memiliki peran yang menentukan dalam perkembangan sejarah nusantara dan mengakibatkan perubahan yang mendasar terhadap masyarakat nusantara.

Lantas sampai kapan perubahan tersebut dapat mempengaruhi perkembangan sejarah mayarakat nusantara yaitu setelah kedatangan bangsa-bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris) yang tidak hanya melakukan perdagangan, akan tetapi juga melakukan kolonisasi bahkan membangun kekuatan politik.

Kepentingan mereka yang semula hanya mencari daerah penghasil rempah-rempah kemudian berkembang menjadi kepentingan ekonomi kolonial melakukan eksploitasi kekayaan alam nusantara demi kepentingan negaranya. 

Bangsa Eropa terkenal dengan kemahiranya dalam pelayaran melakukan penjelajahan samudera, selain dalam pencarian rempah-rempah terdapat beberapa faktor yang mendorong bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra, yaitu :

1. Adanya semangat penaklukan (reconquista) terhadap orang-orang yang beragama islam.

Reconquista adalah usaha kaum Kristen Eropa dalam menaklukkan kembali Adalusia atau Spanyol  atas kekuasaan Islam yang pernah menguasai Semenanjung Iberia (Spanyol-Portugal). Kaum Kristen di utara Spanyol yang bersatu dan berkembang dengan kemunculan berbagai kerajaan-kerajaan Kristen kecil, seperti Castilia, Aragon, dan Leon, bersatu untuk menjatuhkan eksistensi Islam di Spanyol. 

Setelah berhasil membebaskan wilayah mereka dari kekuasaan Islam, bangsa Eropa merasa memiliki dorongan untuk melanjutkan ekspansi dan memperluas pengaruh Kristen di wilayah lain, termasuk dunia Timur.

2. Jatuhnya Konstantinopel, ibu kota Imperium ke tangan Dinasti Usmani Turki.

Konstantinopel sekarang dikenal dengan nama Istanbul terletak di Turki. Tepatnya di wilayah yang menghubungkan Laut Hitam dan Laut Marmara, yang memisahkan Eropa dan Asia. Kota ini dulunya adalah ibu kota Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium). merupakan pusat perdagangan penting yang menghubungkan Eropa dan Asia. 

Tahun 1543 M konstantinopel dikuasai kesultanan Utsmaniyah atau kerajaan Ottoman yaitu sebuah kerajaan Islam yang didirikan oleh suku-suku Turki di bawah pimpinan Osman I hingga berabad-abad berkembang menjadi sebuah kekuatan besar yang menguasai beberapa wilayah di Eropa Timur, Timur Tengah hingga Afrika Utara.

Penguasaan kota Konstantinopel oleh kerajaan Ottoman menyebabkan terputusnya jalur perdagangan serta kesulitan bagi bangsa Eropa dalam mendapatkan rempah-rempah. Hal ini mendorong mereka mencari rute alternatif melalui laut, yang memicu dimulainya era penjelajahan samudra.

3. Adanya keinginan mengetahui lebih jauh mengenai rahasia alam semesta, keadaan geografi, dan bangsa-bangsa yang tinggal di belahan bumi lain.

Mulai abad ke-17 M Eropa memasuki babak baru dalam sejarah yaitu masa dimulainya pemikiran-pemikaran baru yang menekankan pada rasionalitas dan ilmu pengetahuan. Masa ini lebih dikenal dengan masa abad pencerahan yang sebelumnya masyarakat Eropa pasca runtuhnya kekaisaran Romawi berada pada masa kegelapan dan mundurnya ilmu pengetahuan, ditambah dengan dominasi kaum gereja yang membatasi kebebasan berpikir serta perkembangan ilmu pengetahuan.

Dengan mulai berkembang dan kemajuan ilmu pengetahuan pada masa abad pencerahan ini, secara tidak langsung mereka mulai terdorong oleh semangat penjelajahan samudera, memiliki keinginan mengetahui dan menyelidiki serta membuktikan lebih jauh rahasia alam semesta, keadaan geografi dan kehidupan bangsa-bangsa lain yang ada di belahan dunia.

4. Kisah penjelajahan Marcopolo (1254-1324)

Marcoplo adalah seorang pedagang dari Venesia, Italia yang berkelana ke berbagai negara di Asia. Dalam pengalaman berpetualang ke Cina ia menceritakannya dalam buku Book of Various Experience. Hal tersebut ikut mendorong rasa penasaran bangsa Eropa akan dunia Timur sekaligus dalam mencari jalur perdagangan baru dan memperluas pengaruh kekuasaan.

5. Ingin memperoleh keuntungan / kekayaan yang sebanyak-banyaknya.

Dengan tertutupnya jalur perdagangan bangsa Eropa akibat jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani menyebabkan masyarakat Eropa sulit mendapatkan rempah-rempah secara langsung dan murah yang merupakan komoditi utama, sehingga mereka termelakukan penjelajahan samudera mencari pusat rempah-rempah sendiri dan menguasainya dengan mendirikan koloni dan memonopoli perdagangan dalam memperoleh keuntungan yang banyak.

6. Adanya teori Copernicus dan Galileo Galilei bahwa bumi bulat

Di samping itu, yang ikut mendorong bangsa Eropa melakukan penjelajahan dan pelayaran dunia ialah ingin membuktikan kebenaran teori-teori dari para ilmuwan Barat, di mana sejak Eropa bangkit dari zaman kegelapan ilmu pengetahuan dan tekonologi berkembang pesat, berbagai penelitian untuk menemukan hal-hal baru terus dilakukan. Sehingga dari sini lahir ilmuwan-ilmuwan Barat dengan berbagai teori mereka masing-masing seperti Nicolaus Copernicus, Galileo Galilei, dan Sir Isaac Newton.

Nicolaus Copernicus adalah seorang asronomi sekaligus matematikawan berkebangsaan Polandia penemu teori Heliosentris yaitu sebuah teori yang menyatakan bahwa matahari merupakan pusat dari seluruh tata surya yang beredar mengelilingi matahari. Pemahaman bahwa bumi berbentuk bulat dan mengelilingi matahari mendorong bangsa Eropa untuk percaya bahwa mereka bisa berlayar ke satu arah dan kembali ke titik awal. Teorinya ini kemudian didukung oleh Galileo Galiliei yang memiliki pendapat yang sama dan dianggap menentang dengan keyakinan yang selama ini dianut masyarakat maupun gereja.

Sebelumnya banyak orang percaya bahwa bumi ini adalah bersifat datar dan memiliki ujung jika dijelajahi. Namun, seiring dengan lahirnya teori Copernicus sebelum abad pencerahan dan teori Galilie Galilei pada masa abad pencerahan anggapan sebelumnya dapat terbantahkan dan membuat orang ingin membuktikannya.

7. Semangat 3G 

Gold yang memiliki arti emas merupakan simbol penting bagi masyarakat Eropa masa itu. Emas selalu dikaitkan dengan kekayaan dan kemewawah. Di samping itu emas dapat digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi besar seperti pembayaran ganti rugi perang. Bangsa Eropa seperti Portugis dan Belanda mencari sumber daya alam seperti emas di berbagai wilayah.
Glory yang memiliki arti kejayaan, penjelajahan samudera oleh bangsa Eropa menjadi sebuah ajang dalam membuktikan keunggulan bangsa mereka dan membangun reputasi sebagai kekuatan besar. Selanjutnya Gospel yang memiliki arti penyebaran agama, para misonaris juga ikut ambil bagian dalam penjelajahan samudera untuk menyebarkan agama ke penduduk wilayah-wilayah yang bari ditemukan. Ketiga hal tersebut Gold, Glory dan Gospel (3G) merupakan motivasi bangsa Eropa dalam melakukan penjelajahan samudera.

8. Kemajuan dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terutama pada Teknologi Pembuatan Kapal dan Navigasi (ditemukannya kompas).

Kemajuan dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terutama pada teknologi pembuatan kapal dan navigasi (ditemukannya kompas) ikut mendukung lancarnya misi penjelahan samudera oleh bangsa Eropa. Dengan kapal-kapal besar yang dimiliki didukung oleh sebuah navigasi menyebabkan mudahnya mereka dalam mengarungi samudera.

Daftar Bacaan:

  • Makfi, Samsudar. 2019. Masa Penjajahan Kolonial. Maraga Borneo Tarigas.
  • Safitry, Martina, dkk. 2021. Sejarah untuk SMA/SMK Kelas XI. Jakarta Selatan. Pusat Perbukuan BSKAP Kemendikbudristek.


Post a Comment for "Jalur Rempah, Interkoneksi, dan Keberadaan Bangsa Asing di Nusantara"