Penguasaan Konstantinopel oleh Turki Utsmani dan Pelayaran Dunia
![]() |
| Penguasaan Konstantinopel oleh Turki Utsmani dan Pelayaran Dunia |
"Peristiwa jatuhnya kota Konstantinopel oleh pasukan Sultan Mahmed II (kerajaan Ottoman) juga memiliki hubungan sebab akibat dengan peristiwa sejarah di Indonesia yaitu masa kekuasaan dan penjajahan banga barat (Eropa) terhadap Indonesia."
GURUSEJARAH-WEB.ID - Materi pembahasan kali ini merupakan salah satu sub pokok bahasan dari Bab 1. Keterkaitan Sejarah antara Situasi Regional dan Global pada buku Sejarah Kelas XI kurikulum merdeka. Kita sama-sama melihat bagaimana keterkaitan peristiwa sejarah jatuhnya kota terpenting bagi Eropa yaitu Konstantinopel ke tangan kerajaan Ottoman sehingga menyebabkan orang Eropa terpaksa melakukan pelayaran menjelajahi samudera hingga ke Indonesia.
Apa itu Konstantinopel?
Untuk membahas tetang kota Konstantinopel (sekarang Istanbul) kita awali dari sejarah kekaisaran Romawi. Pusat kota kekaisaran Romawi sebelumnya adalah di Roma, Italia yang terletak di tepi sungai Tiber dan di wilayah Lazio, tepatnya di bagian tengah Semenanjung Italia.
Ketika kekaisaran Romawi terpecah menjadi dua yaitu Romawi Barat dan Romawi Timur, Roma tetap masih sebagai pusat ibu kota Romawi Barat. Sedangkan Romawi Timur memindahkan ibukotanya sejauh 850 mil ke timur, ke kota kuno Bizantium. Selanjutnya diganti nama menjadi Roma Baru yang kemudian disebut dengan Konstantinopel oleh kaisar Konstantinus.
Mengutip dari laman Wikipedia, Sejarah Bizantium, konstantinopel didirikan oleh Kaisar Romawi Konstantinus I di atas situs sebuah kota yang sudah ada sebelumnya, Bizantium, yang didirikan pada permulaan masa ekspansi kolonial Yunani, kemungkinan besar sekitar 671-662 SM. Situs ini terletak di jalur darat dari Eropa ke Asia, dan jalur laut dari Laut Hitam ke Laut Mediterania, serta memiliki sebuah pelabuhan yang besar dan masyhur di Tanduk Emas.
Letaknya yang strategis ini menjadikan Konstantinopel sebagai pusat perdagangan yang menghubungkan Eropa dan Asia. Kota ini juga menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang sangat dibutuhkan bagi orang-orang Eropa.
Sebagai pusat perdagangan internasional, Konstantinopel adalah jembatan antara Timur dan Barat, yang memungkinkan pertukaran budaya, teknologi, dan ilmu pengetahuan antara dua dunia yang berbeda.
Keberadaan Bosporus, selat yang memisahkan Eropa dan Asia, membuat Konstantinopel menjadi pelabuhan yang strategis, memungkinkan kota ini untuk mengendalikan rute perdagangan laut yang sangat penting antara Laut Hitam dan Laut Tengah
Kesultanan Utsmaniyah (Turki Utsmani)
1. Sejarah Terbentuknya Kerajaan Utsmani
Pendiri kerajaan Utsmani adalah Utsman bin Ertoghril pada tahun 1281 Masehi. Pada awalnya mereka adalah sekelompok pengembara dari suku Qayigh, salah satu cabang keturunan Oqhus Turki di bawah pimpinan Sulaiman Syah dengan pengikut sebanyak 1000 orang.
Mereka melakukan perjalanan mengembara menuju ke Anatolia di Asia Barat, namun sebelum sampai ke tujuan Sulaiman Syah meninggal dunia dan digantikan oleh putranya Ertoghril untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah sampainya di Anatolia, mereka disambut baik oleh penguasa kerajaan Seljuk yaitu Sultan Alauddin dan ikut membantunya yang sedang berperang dengan kerajaan Byzantium. Berkat bantuan mereka sultan Alauddin memperoleh kemenangan dan atas bantuan tersebut sultan Alauddin menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Byzantium.
Sejak saat itu mereka mulai membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibu kota. Bahkan lebih dari itu, sultan Alauddin mengizinkan kepada mereka untuk memperluas wilayahnya dengan cara ekspansi di bawah pimpinan Ertoghril.
Setelah Ertoghril meninggal dunia, ia digantikan puteranya bernama Utsman, dianggap sebagai pendiri kerajaan Utsmani yang diambil langsung dari namanya Utsman. (1290-1326 M).
Pada tahun 1300 M kerajaan Seljuk mendapat serangan dari bangsa Mongol menyebabkan sultan Alauddin II meninggal terbunuh. Akibat dari peristiwa ini rakyat mulai terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Kemudian Utsman pun menyakan kemerdekaan atas wilayah yang didudukinya, sejak saat itulah kerajaan Utsmani mulai berdiri.
2. Kesultanan Kerajaan Utsmani
Sepanjang sejararahnya kerajaan Utsmani atau Turki Utsmani bendiri hampir tujuh abad lamanya (1299/1300 – 1924 M), dan memiliki tidak kurang dari 38 sultan yang telah memimipin kerajaan.
Berikut adalah daftar lengkap para sultan yang telah memimpin kerajaan Utsmani yang dibagi menjadi lima periode:
- Periode pertama, sultan-sultannya ialah
- Utsman I (1299-1326 M.)
- Orkhan / putera Ustman I (1326-1359 M.)
- Murad I / putera Orkhan (1359- 1389 M.)
- Bayazid I Yildirim / putera Murad I (1389-1402 M.)
- Periode ke dua, sultan-sultannya ialah
- Muhammad I / putera Bayazid I (14033-1421 M.),
- Murad II / putera Muhammad I (1421-1451 M.),
- Muhammad II fatih / putera Murad II (1451-1481 M.),
- Bayazid II / putera Muhammad II (1481-1512 M.),
- Salim I / putera Bayazid II (1512-1520 M.)
- Sulaeman I Qanuni / putera Salim I (1520-1566 M.)
- Periode ke tiga, sultan-sultannya ialah
- Salim I / putera Sulaeman I (1566-1673 M.)
- Murad III / putera Salim II (1573-1596 M.)
- Muhammad III / putera Murad III (1596-1603 M.)
- Ahmad I / putera Muhammad III (1603-1617 M.)
- Mustafa I / putera Ahmad I (1617-1618 M.)
- Usman II / putera Ahmad I (1618-1622M.)
- Mustafa I yang kedua kalinya (1622-1623 M.),
- Murad IV / putera Ahmad I (1623-1640 M.),
- Ibrahim I / putera Ahmad I (1640-1648 M.),
- Muhammad IV / putera Ibrahim I (1648-1687 M.),
- Sulaeman III / putera Ibrahim I (1687-1691 M.),
- Ahmad II / putera Ibrahim I (1691- 1695 M.)
- Mustafa II / putera Muhammad IV (1695-1703 M.).
- Periode ke empat, sultan-sultannya ialah
- Ahmad III / putera Muhammad IV (1703-1730 M.),
- Mahmud I / putera Mustafa II (1730-1754 M.),
- Usman III / putera Mustafa II (1754-1757 M.)
- Mustafa III / putera Ahmad III (1757-1774 M.),
- Abdul Hamid I / putera Ahmad III (1774-1788 M.),
- Salim III / putera Mustafa III (1789-1807 M.)
- Mustafa IV / putera Abdul Hamid I (1807-1808 M.)
- Mahmud II / putera Abdul Hamid I (1808-1839 M.).
- Periode ke lima, sultan-sultannya ialah
- Abdul Majid I / putera Mahmud II (1839-1861 M.),
- Abdul Azis / Mahmud II (1861-1876 M.)
- Murad V / putera Abdul Majid I (1876 M.)
- Abdul Hamid II / putera Abdul Majid I (1876- 1909 M.)
- Muhammad V / putera Abdul Majid I (1909- 1918 M.),
- Muhammad VI / putera Abdul Majid I (1918- 1922 M.)
- Abdul Majid II (1922- 1924 M).
3. Masa Kejayaan Kerajaan Utsmani
Puncak kerajaan Turki Usmani dicapai pada masa pemerintahan Sulaeman I. Ia digelari Al-Qanuniy, karena ia berhasil membuat undang-undang yang mengatur masyarakat. Orang Barat menyebunya sebagai Sulaeman yang agung, the magnificien..
Pada masanya, wilayahnya meliputi dataran Eropa hingga Austria, Mesir dan Afrika Utara hingga ke Aljazair dan Asia hingga Persia, serta meliputi lautan Hindia, Laut Arabia, Laut merah, Laut tengah,dan Laut Hitam, sabagaimana pengakuannya yang terdapat dalam suratnya untuk Francis I, Raja Prancis
4. Kemunduran Kesultanan Utsmani
Terdapat beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan Turki Utsmani, diantaranya:
- Wilayah kekuasaan yang sangat luas, rumit dan kompleksnya pengurusan administrasi pemerintahan yang ditambah dengan ambisi penguasa yang secara terus menerus fokus melakukan perluasan wilayah kekuasaan
- Heterogonitas penduduk, dengan wilayah yang luas tersebut tentunya didiami oleh penduduk yang beragam agama, ras, etnis serta adat istiadat. Untuk mengatur penduduk yang beragama itu dibutuhkan organisasi pemerintahan yang teratur
- Kelemahan para penguasa, sepeninggal Sulaiman al-Qanuniy, kerajaan Utsmani diperintah oleh sultan-sultan yang lemah, baik dalam kepribadian maupun dalam kepemimpinannya. Akibatnya, pemerintahan menjadi kacau. Kekacauan itu tidak pernah dapat diatasi secar sempurna, bahkan semakin semakin parah
- Adanya budaya pungli atau korupsi, korupsi merupakan perbuatan yang sudah umum terjadi dlam kerajaan Turki Utsmani. Setiap jabatan yang hendak diarih oleh seseorang harus “dibayar” dengan sogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut. Budaya korupsi ini mengakibatkan dekadensi moral kian merajlela yang membuat pemerintahan semakin rapuh
- Pemberontakan tentara Jenisseri, kelompok militer Jenisseri merupakan sekelompok angkatan perang yang tangguh pernah dibentuk pada masa pemerintahan Orkhan yang menjadi andalan kerajaan Utsmani dalam bidang milter. Akan tetapi tentera Jenisseri pernah melakukan pemberontakan sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525, 1632, 1727 dan 1826 M
- Merosotnya perekonomian, disebabkan kerajaan melakukan perperangan terus menerus sehingga perekonomian negara merosot, pendapatan berkurang, tidak sebanding dengan pengeluaran belanja negara yang besar salah satunya adalah biaya perang.
- Terjadinya stagnasi dalam bidang kelilmuan dan teknologi, kemajuan militer yang tidak diimbangi oleh kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan ini ini tidak sanggup mengadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.
Penguasaan Konstantinopel dan Pelayaran Dunia (Bangsa Eropa)
Kota konstantinopel termasuk salah satu kota terbesar di dunia dan paling strategis. Dengan kedudukannya dan keistimewaannya tersebut sehingga menjadi rebutan bagi orang-orang muslim khususnya, ditambah lagi dengan kabar Rasulullah SAW tentang penaklukan Konstantinopel ini dalam beberapa kesempatan.
Dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sungguh! Konstantinopel benar-benar akan dapat ditaklukkan di tangan seorang lelaki. Maka, sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan itu".
Atas dasar itulah para pemimpin-pemimpin muslim sejak masa pemerintahan Dinasti Muawiyah di bawah pimpinan Muawiyah bin Abu Sufyan tahun 44 H serangan Islam pertama terhadap konstantinopel melawan kekaisaran Byzantium dilakukan, kemudian terus berlanjut hingga masa pemeritahan daulah abbasyiah, kesultanan Seljuk. Baru kemudian pada masa daulah Utsmaniyah di bawah kepemimpinan sultan Muhammad Al-Fatih sultan ketujuh penaklukan konstantinopel berhasil ditaklukkan.
Mengutip dari jurnal pendidikan Sejarah Penaklukan Konstantinopel Vol.4 No.6 yang ditulis Fatimah Nayla Zaskia Siregar, dkk (2022: 10391), Muhammad Al Fatih adalah sultan ketujuh Daulah Utsmaniyah.
Penaklukan Konstantinopel dapat dikategorikan sebagai salah satu peristiwa yang sangat penting dalam sejarah dunia khususnya sejarah Eropa. Setelah penaklukannya, sultan Al Fatih mulai melakukan pengaturan segala bentuk tatanan kehidupan di dalam kota untuk dijadikannya sebagai pusat ibokota Daulah Ustmaniyah dengan nama Islam Bul (Kota Islam) atau lebih dikenal sekarang Istanbul (Yalmaz Oziona dalam Ali Muhammad Ash-Shallabi, 2022: 65).
Bagi dunia timur ataupu orang muslim kemenangan ini merupakan sebuah kabar gembira yang sudah lama dicita-citakan para pendahulu. Mereka mulai merayakan kemenangan ini dengan berbagai macam cara. Sementara itu bagi dunia barat yaitu orang kristen kemenangan ini merupakan suatu pukulan besar bagi mereka sehingga berbagai upaya dilakukan untuk merebutkannya kembali.
Banyak sejarawan menyimpulkan bahwa faktor jatuhnya konstantinopel itu ke tangan orang Islam adalah disebabkan oleh yang pertama sekali dari semangat jihat yang dimiliki sultan Al-Fatih dapat membakar semangat para prajuritnya, kemudian didukung pula oleh berbagai peristiwa di Eropa seperti lemahnya kekaisaran Byzantium, pertikaian teologi di internal pemerintahan, perperangan yang terjadi di antara negara-negara Eropa dalam waktu yang berkepanjangan, serta sebab-sebab lainnya.
Setelah ditaklukkannya Konstantinopel banyak perubahan yang terjadi di dalam kota itu, di antaranya Gereja Aya Sophia diubah menjadi Mesjid. Muhammad Al-Fatiḫ juga membangun Mesjid yang diberi nama Mesjid Muhammad sebagai tanda keberhasilannya menaklukkan kota itu. Konstantinopel pun dijadikan Ibukota Kerajaan Utsmani, yang sebelumnya berpusat di Edirne. Nama Konstantinopel pun kemudian diubah menjadi Istambul.
Kenapa Pelayaran Dunia Eropa Terjadi?
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa seiring dengan jatuhnya Konstantinopel ke tangan bangsa Turki Ottoman, bangsa-banga Eropa kesulitan mendapatkan komoditas perdagangan dari dunia, sehingga hal tersebut mendorong mereka untuk mencari sendiri dengan cara melakukan penjelajahan samudera.
______________________________
Daftar Bacaan:
- Ash-Shallabi, Ali Muhammad. 2022. Penaklukan Konstantinopel. Jakarta Timur. Ummul Qura
- Jurnal Pendidikan Sejarah Penaklukan Konstantinopel Vol.4 No.6 yang ditulis Fatimah Nayla Zaskia Siregar, dkk (2022: 10391)
- Jurnal Sejarah dan Budaya Sejarah Kerajaan Turki Utsmani: Analisis Kemajuan dan Penyebab Kehancuran Turki Utsmani yang ditulis M. Munzir, dkk (2022: 161-)
- "Konstantinopel" (2025) Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Konstantinopel#:~:text=Keberadaan%20Bosporus%2C%20selat%20yang%20memisahkan,Laut%20Hitam%20dan%20Laut%20Tengah (Diakses: 21 Agusus 2025)
- Makfi, Samsudar. 2019. Masa Penjajahan Kolonial. Maraga Borneo Tarigas.
.png)
Post a Comment for "Penguasaan Konstantinopel oleh Turki Utsmani dan Pelayaran Dunia"