Jatuhnya Malaka ke Tangan Portugis
![]() |
| Jatuhnya Malaka ke Tangan Portugis |
"Pada abad 15 Malaka merupakan pelabuhan strategis dalam jalur perdagangan yang menghubungkan Eropa, Timur Tengah dan Asia Timur. Pada abad 16 Malaka jatuh ke tangan bangsa Portugis, kemenangan Portugis atas Malaka menjadi pintu masuk untuk memperluas penjajahan di nusantara."
GURUSEJARAH.WEB.ID - Sebelum kita lihat bagaimana peristiwa jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, sebaiknya kita singgung sedikit sejarah terbentuknya kesultanan Malaka hingga kawasan tersebut tergolong salah satu tempat strategis dan penting dalam perdagangan dunia.
Pendiri kesultanan Malaka adalah Parameswara yang merupakan seorang pelarian dari kerajaan Sriwijaya pada tahun 1380-1403, akibat serangan dari kerajaan Majapahit.
Dalam peristiwa penyerangan tersebut Parameswara berhasil meloloskan diri dan lari ke Tumasik (sekarang Singapura) di bawah kerajaan Siam.
Di sana ia membunuh penguasa setempat yang bernama Temagi dan menobatkan diri menjadi penguasa baru di sana. Perbuatannya ini diketahui kerajaan Siam dan mendapat invasi dari kerajaan Siam.
Untuk menghindarinya Parameswara kembali melarikan diri hingga kemudian sampai di sebuah tempat yang dikenal dengan nama Malaka.
Asal Usul Nama Malaka
Mengenai asal usul nama Malaka, menurut sejarah Melayu, saat Parameswara melarikan diri dari Tumesik karena invasi dari kerajaan Siam ke Muar, Burok, Senin Ujong, hingga sampai di sungai Bartam, sebuah tempat di pesisir pantai.
Orang-orang Selatar yang mendiami kawasan tersebut meminta Parmeswara untuk menjadi raja. Kemudian suatu ketika Parameswara pergi berburu, dalam perjalanan berburunya itu dia melihat salah satu anjing buruannya ditendang oleh pelanduk. Ia terkesan dengan pelanduk tersebut ketika berburu itu ia sempat beristirahat sibawah pohon Malaka, karena itu kawasan tersebut dinamakan Malaka.
Satu versi lain juga dikatakan bahwa Malaka berasal dari bahasa Arab yaitu malga yang berarti tempat bertemu. Disebut demikian karena di tempat tersebut para pedagang dari berbagai negeri bertemu dan melakukan transaksi perniagaan.
Terbentuknya Kerajaan Malaka
Di Malaka Paramewara beserta beberapa orang pengikutnya mulai membangun dan menata kehidupan baru di tempat tersebut yang sebelumnya sudah terlebih dahulu didiami penduduk asli dari suku laut sebagai nelayan dan bajak laut yang tinggal di suatu perkampungan terpencil.
Dengan berbekal pengetahuan dan kebudayaan yang tinggi dimiliki Parameswara sebagai seorang raja dan bersama pengikutnya, mereka mulai membangun kota Malaka dan dapat mempengaruhi penduduk lokal di sana sehingga membuat kota menjadi ramai dan maju hingga menjadi sebuah kerajaan baru di sana.
Ditambah lagi di Malaka terdapat sebuah pelabuhan, hal ini membuat Parameswara bersama pengikutnya dan penduduk lokal menjadikan kota Malaka sebagai pelabuhan dagang internasional yang besar.
Mereka melakukannya dengan cara meminta kepada setiap kapal yang masuk melewati selat Malaka untuk singgah di pelabuhan Malaka dan dilayani serta difasilitasi dengan baik.
Secara geografis memang letak Malaka sangat menguntungkan yang menjadi jalan penghubung antara Asia Timur dan Asia Barat sehingga membuat Malaka menjadi kawasan yang berpengaruh. Kerajaan Malaka berada di wilayah Selatan Semenanjung Malaya berpusat di Malacca (Malaysia sekarang)
Kemajuan kerajaan Malaka ditambah lagi dengan masuknya Islam di sana, sehingga secara tidak langsung dapat menarik pedagang muslim internasional melakukan transaksi bisnis meraka di kerajaan Malaka.
Ketika Parameswara menganut Islam dan menukar namanya menjadi Megat Iskandar Syah. Pengislamannya diikuti oleh pembesar-pembesar istana dan rakyat jelata. Dengan demikian Islam mulai tersebar di Malaka.
Pada abad ke-15 Malaka merupakan pelabuhan strategis dalam jalur perdagangan yang menghubungkan Eropa, Timur Tengah, dan Asia Timur. Meskipun Malaka bukan daerah penghasil rempah-rempah atau sumber daya alam utama lainnya, posisinya yang strategis menjadikannya persimpangan penting antara Asia Timur dan Asia Barat.
Portugis Menguasai Malaka
Memasuki abad ke-16, nusantara memasuki era kolonialisme Eropa. Protugis adalah bangsa Eropa pertama yang menjajah wilayah ini. Peran raja-raja di berbagai daerah menjadi faktor kunci yang memengaruhi jalannya ekspedisi bangsa-bangsa Eropa.
Sejak jalur Laut Tengah terputus akibat jatuhnya Konstantinopel ke tangan penguasa muslim, kerajaan Turki Utsmani (Ottoman), bangsa-bangsa Barat mulai mencari jalan sendiri untuk mendapatkan komoditas yang sangat dibutuhkan yaitu rempah-rempah.
Pada akhirnya bangsa Barat yang diprakarsai Portugis mulai melakukan ekspedisi ke timur. Setelah menguasai Goa, India, bangsa Portugis menyadari bahwa ini merupakan bukan tempat yang menjadi tujuan mereka.
Kemudian Portugis mulai mendengar bahwa terdapat satu kota yang berada di semenanjung Melayu memiliki pelabuhan yang ramai dikunjungi para pedagang dan merupakan pusat perdagangan Asia Tenggara pada masa itu yaitu kota Malaka.
Di bawah pimpinan Alfonso d'Albuquerque, Portugis mulai menuju dan berencana menguasai Malaka dengan mengirim utusan Lopez Squeria. Namun, sebelum mereka tiba di Malaka, berlabuh di di Pedir dan Pasai pada tanggal 6 September 1509 dan mengadakan perjanjian persahabatan dengan kedua penguasa negeri itu.
Setelah mengadakan perjanjian sebagaimana biasanya saat menemukan daerah baru, Protugis mendirikan tugu peringatan yang memuat lambang kerajaan Portugal dikarenakan bukan maksud untuk menetap di situ.
Kemudian barulah mereka bertolak ke Malaka tepat pada tanggal 11 September 1509. Setiba di sana langsung mengadakan perjanjian dagang dengan sultan Mahmud Syah sebagai penguasa kesultanan Malaka.
Di tengah-tengah suasana kehidupan damai itu, datanglah sebuah kabar dari pedagang-pedagang Gujarat dan Jawa dengan mengatakan bahwa orang-orang Portugis bukan untuk berdagang akan tetapi ingin memata matai mereka serta merebutnya layaknya seperti yang dilakukan di India dan daerah-daerah lain.
Dengan berbagai taktik dan upaya dilakukan sultan terhadap Portugis, pada kahirnya membuat kedua belah pihak itu jatuh kepada perperangan yang membuat Malaka dapat dikuasai Portugis pada tanggal 15 Agustus 1511. Sultan Malaka terpaksa menyingkir ke pulan Bintan hingga ke Kampar.
Kesimpulan
Malaka pada awalnya merupakan sebuah perkampungan kecil yang didiami oleh orang-orang selatar hingga Parameswara datang serta menentap di sana. Kemudian Parameswara membangunnya menjadi sebuah kota dan kerajaan yang diberi nama kerajaan Malaka.
Seiring perkembangan waktu kerajaan Malaka mendapat dukungan ekonomi yang kuat dikarenakan kota Malaka memiliki pelabuhan yang strategis dalam jalur perdagangan yang menghubungkan Eropa, Timur Tengah, dan Asia Timur membuatnya menjadikannya sebagai jalur persimpangan penting antara Asia Timur dan Asia Barat.
Kemajuan Malaka hingga terdengar ke telinga bangsa Portugis, membuatnya ingin menguasai dan mendudukinya. Kedatangan portugis di Malaka pada awalnnya secara damai berubah menjadi sebuah perperangan yang membuat Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511. Dengan menguasai Malaka Protugis secara resmi memasuki nusantara.
-------------------------------------------
Daftar Bacaan:
- Aizid, Rizem. 2025. Sejarah Lengkap Kolonial di Nusantara. IRCiSoD. Yokyakarta.
- Maryamah, M., Yuningsi, P., Mawarni, D., & Romadona, P. (2023). Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah. Sejarah Kerajaan Malaka dan Keberhasilannya Dalam Menyebarkan Agama Islam, Vol.9 No.2 Halaman 93-100.
- Wijaya, Jaya Negri. (2025). Jurnal JAWI: Journal of Southeast Asia Islamic Contemporary Issues. Parameswara: Pangeran Palembang Pembangun Bandar Malaka (1402-1414), Vol.8 No.1 Halaman 2
.png)
Post a Comment for "Jatuhnya Malaka ke Tangan Portugis"